Budaya dan Kearifan Dakwah
Oleh Cindy Melania Fitriani (B91219091)
Mempelajari komunikasi lintas budaya adalah wajib karena itu merupakan tiket supaya kita mampu beradaptasi di manapun kita berada, terutama di Indonesia, di mana berbagai suku dan budaya hidup berdampingan. Konflik berkepanjangan dapat terjadi jika seseorang tidak memahami perbedaan - perbedaan yang ada dan tidak melakukan melakukan apapun untuk berkomunikasi lintas budaya, dengan mempelajari komunikasi lintas budaya, seseorang bisa memahami perbedaan dengan bersikap netral atau moderat. Sehingga konflik yang timbul antar budaya etnis yang berbeda tidak akan terjadi. Lebih lanjut, mempelajari komunikasi lintas budaya dapat membuat kita lebih berhati-hati dalam membangun hubungan dengan budaya lain. Para pendakwah harus memahami tempat, budaya, kebiasaan dan bahasa objek dakwahnya karena hal tersebut menentukan kesuksesan dakwah yang dilakukannya. Budaya -budaya yang berbeda memiliki sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda. Cara berkomunikasi sangat bergantung pada budaya bahasa, aturan, dan norma masing - masing. Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya memperhatikan pada variasi langkah dan cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia atau kelompok sosial. Alo liliweri dalam buku “Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya” menjelaskan tentang komunikasi antar budaya yaitu merupakan interaksi dan komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memilki latarbelakang kebudayaan yang berbeda.
Untuk memahami interaksi antar budaya, terlebih dulu kita harus memahami komunikasi manusia. Memahami komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, apa yang dapat terjadi, akibat dari apa yang terjadi, dan akhirnya apa yang dapat kita perbuat untuk mempengaruhi dan memaksimalkan hasil dari kejadian tersebut. Adapun komunikasi lintas budaya adalah, komunikasi yang dilakukan untuk segala macam budaya. Sudah diketahui bahwa di dunia ini banyak sekali ragam budaya. Kita ambil contoh Indonesia saja. Di negri ini, ratusan macam budaya berbeda. Kebanyakan kegagalan berkomunikasi adalah akibat faktor ketidak pahaman akan budaya. Sementara itu Noise yang paling berpengaruh dalam proses komunikasi adalah budaya. Komunikasi lintas budaya mencoba untuk melakukan pendekatan pendekatan dengan berbagai cara, seperti psikologis, sosiologi, kritik budaya, dialog budaya dan lain - lain. Di sini komunikasi lintas budaya mencoba untuk memberikan pemahaman bersama dan mencoba untuk mengerti akan keragaman budaya di Indonesia. Dari sini akan terbentuk suatu pengertian bersama akan adanya perbedaan budaya. Komunikasi lintas budaya mencoba untuk memahami akan keragaman tersebut. Sehingga benturan-benturan kebudayaan atau disintregasi social tidak akan terjadi.
Menurut teori komunikasi antar budaya, Edward T. Hall, komunikasi dan budaya memiliki hubungan sangat erat. Menurutnya, communication is culture and culture is communication. Kaitannya dengan aktivitas dakwah adalah bagaimana para da’i melakukan tugasnya sebagai pengayom masyarakat, penyelamat masyarakat dan memajukan masyarakat dengan pendekatan yang lebih ramah dengan budaya yang dianut masyarakat setempat. Kemudian dalam kaitannya dengan ilmu dakwah adalah pada tujuan dan fungsi dari komunikasi antar budaya itu sendiri. Tujuan studi dari komunikasi antar budaya menurut Litvin bersifat kognitif dan afektif, yaitu untuk mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri. Tentunya dengan terlebih dahulu kita perluas dan perdalam pemahaman kita terhadap kebudayaan seseorang tersebut. Selanjutnya dalam segi fungsi, seperti yang kita ketahui sebelumnya, ilmu dakwah adalah ilmu yang mengkaji tentang upaya mengajak umat manusia kepada jalan Allah, dibangun dan dikembangkan dengan metode ilmiah sehingga dapat berfungsi dalam rangka memahami, memprediksi (prediction), menjelaskan (explanation) dan mengontrol (control) berbagai fenomena dan persoalan yang terkait dengan dakwah.
Penggunaan metode dakwah yang benar adalah keharusan. Eksistensi dakwah akan senantiasa bersentuhan dengan realitas sosio-kultural yang mengitarinya, sesuai konsekuensi posisi dakwah, dakwah sebagai satu variabel dan problematika kehidupan sosial sebagai variabel yang lain, maka keberadaan dakwah dalam suatu komunitas dapat dilihat dari fungsi dan perannya dalam mempengaruhi perubahan sosial tersebut, sehingga lahir masyarakat baru yang diidealkan (khoiru ummah). Dakwah antar budaya merupakan proses dakwah yang mempertimbangkan keragaman budaya antar da’i (subjek dakwah) dan mad’u (objek dakwah), dan keragaman penyebab terjadinya gangguan interaksi pada tingkat antar budaya, agar pesan dakwah dapat tersampaikan, dengan tetap terpeliharanya situasi damai. Dakwah antar budaya merupakan kajian proses berdakwah mengajak seorang manusia untuk menyampaikan pesan -pesan agama Islam dan perilaku Islami sesuai dengan konsep budaya yang berkembang di masyarakat.
Hakikat dakwah antar budaya itu bagaimana kita dalam berdakwah, menggunakan budaya sebagai materi, metode, alat, dan strategi sesuai dengan kondisi budaya sasaran dakwah (mad’u). Karena setiap orang, setiap tempat wilayah dan lingkungan mempunyai kondisi sosial budaya yang berbeda-beda. Maka dalam pendekatannya pun berbeda pula. Kajian dakwah antar budaya memiliki ruang lingkup kajian ilmu dakwah yang meliputi :
1. Mengkaji dasar - dasar tentang adanya interaksi simbolik da’i dengan mad’u yang berbeda latar belakang budaya yang dimilikinya dalam perjalanan dakwah para da’i.
2. Menelaah unsur dakwah dengan mempertimbangkan aspek budaya yang berhubungan dengan unsur da’i, materi, metode, media, mad’u dan dimensi ruang dan waktu dalam keberlangsungan interaksi berbagai unsur dakwah.
3. Mengkaji tentang karakteristik manusia baik posisinya yang menjadi da’i maupun yang menjadi mad’u melalui kerangka metodologi dalam antropologi.
4. Mengkaji tentang upaya dakwah yang dilakukan oleh masing - masing etnis.
5. Mengkaji problem yang ditimbulkan oleh pertukaran antar budaya dan upaya - upaya solusi yang dilakukan dalam rangka mempertahankan eksistensi jati diri budaya masing-masing.
Dari penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa wilayah yang memiliki masyarakat multikultur dan multietnis mempunyai tantangan untuk mengakomodasi perbedaan kebangsaan dan etnis secara stabil dan dapat dipertahankan secara moral. Tantangan multikultur ini juga menjadi tantangan dalam aktivitas dakwah Islam dengan cara mengubah dan menata kembali cara - cara serta orientasi dakwah. Dakwah adalah seruan, ajakan, atau perubahan. Kegiatan dakwah di masyarakat, dan di media massa selama ini, relatif telah responsif, terhadap kondisi masyarakat yang modern. Setidaknya telah berupaya agar pesan-pesan keagamaan yang disampaikan bisa diterima secara baik. Mereka biasa menggunakan berbagai metode dalam berdakwah.
Referensi
Aripudin, Acep. 2012. Dakwah Antar Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Liliweri, Alo. 2011. Dasar-dasat komunikasi antar budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Liliweri, Alo. 2009. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKiS
Mulyana, Dedy. Jalaludin Rachmat. 2001. Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Rosdakarya.
Komentar
Posting Komentar